Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan
perubahan nyata untuk kepentingan bersama (Joseph C. Rost. 1993)
Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yan
mendalam , yang terjadi di antara orang-orang yang enginginkan perubahan
signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama
oleh pemimpin dan pengikutnya . pengaruh dalam hal nu berarti hubungan diantara
pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif , tetapi sesuatu
hubungan timbale balik dan tanpa paksaan. Dengan kempemimpinan itu sendiri
merupakan proses yang saling mempengaruhi.
Kelakuan seorang pemimpin dalam keadaan darurat,
umpamanya, dapat berbeda banyak sekali dari kelakuannya ketika kondisi-kondisi
kerja ormal. Selanjutnya, para pemimpn ada kalanya menggunakan teknik-teknik
kepemimpinan positif dan pada saat lain mungkin menggunakan teknik-teknik
negatife. Para pemimpin yang efektif mungkin berpendapat bahwa dalam beberapa
situasi suatu bentuk pimpinan yang paling efektif adalah otokratis dan dalam keadaan-keadaan lain bahwa pendekata partisipatif atau bahkan pendekatan kendali-bebas adalah yang berugna.
Kempemimpinan didefinisikan , kita mencoba suatu
definisi yang lebih formal tetang istilah kepemimpinan yang dilikiskan oleh
Chung dan Megginson sebagai “kesanggupan mempengaruhi prilaku orang lain dalam
suatu arah tertentu.” Definisi ini mungkin mengesankan anda sebagai agak
manipulative, tetapi pikirlah dengan seksama tentang prilaku anda sendiri denga
sahabat-sahabat yang akrab atau dengan orang tua anda. Untuk mencapai beberapa
cita-cita pribadi anda, tidakkah biasannya anda mencoba mempengaruhi perilaku
mereka “dalam suatu arah tertentu?” Pada darasnya, usaha untuk mempengaruhi
perilaku merupakan unsure pokok kepemimpinan
2. Tipologi kepemimpinan
- Gaya Otokratis, manajer yang menggunakan gaya otokratis dapat disebut tukang cerita. Pemimpin otokratis biasanya merasa bahwa mereka mengatahui apa yang merka inginkan dan cenderung mengekspersikan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai perintah-perintah langsung kepada para bawahannya. Pemimpin-pemimpin Otokratis biasanya menyimpang keputusan dan pengandali bagi dirinya sendiri, karena mereka menganggap bertanggung jawab penuh untuk pengabilan keputusan. Bisa digambarkan dengan kalimat “Saya adalah boss! Lakukan apa yang saya katakana!”
- Gaya partisipatif, gaya pertisipatif juga bisa di sebut gaya demokratis. Bersanda pada suatu pendekatan yang berorientasi Y pada kepemimpinan, gaya ini mengasumsikan bahwa para anggota individual dari suatu kelompok yang ambil bagian secara pribadi dalam proses pengambilan keputusan akan lebih mungkin, sebagai suatu akibat, mempunyai komitmen yang jauh ebih besar pada sasarandan tujuan organisasi. Dapat digambarkan dengan kalimat “Apa gagasan anda tentang proyek ini?”
- Gaya kendali-bebas, Pendekatan ini tidak berarti tidak adanya sama sekali pimpinan. Ini hanya berarti tidak adanya pimpinan langsung. Tentu saja pemimpin kendali bebas harus bekerja melalui tujuan kelompok yang biasanya menentukan teknik-teknik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersebut dalam kerangka sasaran-sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Pada pokoknya sang pemimpin bertindak sebagai penghubung antara sumber luar dan kelompok dan menegaskan bahwa tersedia sumber daya yang dperlukan bagi mereka.
3. Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Pemimpin memiliki tugas melayani kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok. Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin haru meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan realistis dan man yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam porses dimana seseoran mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasi pikiran-pikiran, perasan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalampencapaian suatu tujua diperlukan seorang pemimpin yang professional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Disamping itu pemimpin harus menjalani hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
4. Implikasi manejerial kepemimpinan dalam organisasi
·
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S.
Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for
people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini
mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu
:
1. Improvised
artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan
tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
2. Country Club
artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu
artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan
suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
3. Team yaitu
kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung
kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen.
Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling
memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan
penghargaan.
4. Task artinya
pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan
organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5. Midle Road
artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan
hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi
dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara
moral individu pada tingkat yang memuaskan.
·
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi
Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi
yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini
menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan
arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi
organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam
menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin.
Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan
lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan
lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini
terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal
ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team
merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini
berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada
umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu
apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti.
Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan
anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan
kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat
dicapai.
Daftar pustaka :
- Aspek Manusiawi dalam Organisasi edisi ketiga – Stan Kossen
- http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html
- http://faisalkurnis14.blogspot.com/2014/04/kepemimpinan.html
0 komentar:
Posting Komentar